Shahih al-Bukhari: 6805

Ijtihad seorang Hakim

عَنْ عَمْرِو بْنِ الْعَاصِ: أَنَّهُ سَمِعَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:

إِذَا حَكَمَ الْحَاكِمُ فَاجْتَهَدَ ثُمَّ أَصَابَ فَلَهُ أَجْرَانِ، وَإِذَا حَكَمَ فَاجْتَهَدَ ثُمَّ أَخْطَأَ فَلَهُ أَجْرٌ.

Dari Amr ibn al-'Ash: Bahwa ia mendengar Rasulullah saw bersabda:

Jika seorang hakim mengadili dan berijtihad dan ternyata ia benar, maka ia mendapat dua pahala, dan jika seorang hakim mengadili dan berijtihad lantas ia salah, baginya satu pahala.


Shahih al-Bukhari: 6805

Ijtihad seorang Hakim

Pesan Hadis :
Ijtihad dilakukan jika tidak ada dalil tersurat dalam al-Quran dan hadis yang dapat menjawab permasalahan hukum suatu kasus. Ijtihad hanya boleh dilakukan oleh ulama dengan kriteria tertentu, sehingga tidak semua orang boleh melakukan ijtihad berkaitan dengan hukum agama. Jika seorang mujtahid berijtihad dan benar, maka ia akan mendapatkan dua pahala, namun jika ia berijtihad dan ternyata ijtihadnya salah, maka ia mendapatkan satu pahala.