عَنْ عُمَر رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ:
لاَ تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُولُوا: عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ.
Dari Umar ra, ia berkata: Aku mendengar Nabi saw bersabda:
Janganlah kalian melampaui batas dalam memujiku sebagaimana orang Nashrani melampaui batas dalam memuji (Isa) ibn Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah hamba-Nya, maka itu katakanlah: Abdullah wa rasuuluh (hamba Allah dan utusan-Nya).
Pesan Hadis :
1. Rasulullah melarang umatnya melampaui batas dalam memuji beliau. Melampaui batas yang dimaksud adalah menisbatkan sifat-sifat Allah kepada Rasulullah, seperti mengetahui ghaib, padahal Rasulullah hanya mengetahui hal ghaib yang Allah beritahu kepada beliau. Melampaui batas juga bisa termasuk mengarang sesuatu dan mengatakannya sebagai mukjizat Rasulullah, atau memuji Rasulullah dengan hal yang dusta. 2. Rasulullah melarang umatnya melampaui batas dalam memuji beliau sebagaimana kaum Nashrani melampaui batas dalam memuji Isa ibn Maryam, mereka sampai mengatakan bahwa Nabi Isa merupakan Tuhan.