Shahih al-Bukhari: 6288

Menghukum pelaku yang melanggar hukum Allah

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ:

مَا خُيِّرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ أَمْرَيْنِ إِلاَّ اخْتَارَ أَيْسَرَهُمَا مَا لَمْ يَأْثَمْ، فَإِذَا كَانَ الآثْمُ كَانَ أَبْعَدَهُمَا مِنْهُ، وَاللَّهِ مَا انْتَقَمَ لِنَفْسِهِ فِي شَيْءٍ يُؤْتَى إِلَيْهِ قَطُّ حَتَّى تُنْتَهَكَ حُرُمَاتُ اللَّهِ فَيَنْتَقِمُ لِلَّهِ.

Dari Aisyah ra, ia berkata:

Rasulullah saw tidak pernah diberi pilihan antara dua perkara (duniawi), melainkan beliau memilih yang paling ringan selama tidak mengandung dosa, namun jika mengandung dosa, beliau adalah manusia yang paling jauh darinya. Demi Allah, beliau tidak pernah membalas sesuatu yang ditujukan kepada dirinya, namun jika hukum Allah dilanggar, beliau membalas karena Allah.


Shahih al-Bukhari: 6288

Menghukum pelaku yang melanggar hukum Allah

Pesan Hadis :
1. Rasulullah selalu memilih hal yang lebih ringan dalam urusan duniawi, selama hal tersebut tidak mengandung dosa. 2. Rasulullah tidak pernah membalas jika seseorang menyakiti beliau, namun jika hukum Allah yang dilanggar, beliau akan membalas karena Allah.