Shahih al-Bukhari: 1928

Pemimpin yang transparan

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ: لَمَّا اسْتُخْلِفَ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ قَالَ:

لَقَدْ عَلِمَ قَوْمِي أَنَّ حِرْفَتِي لَمْ تَكُنْ تَعْجِزُ عَنْ مَئُونَةِ أَهْلِي، وَشُغِلْتُ بِأَمْرِ الْمُسْلِمِينَ، فَسَيَأْكُلُ آلُ أَبِي بَكْرٍ مِنْ هَذَا الْمَالِ وَيَحْتَرِفُ لِلْمُسْلِمِينَ فِيهِ.

Dari Aisyah ra, dia berkata: Ketika Abu Bakr al-Shiddiq diangkat menjadi khalifah, ia berkata:

Sesungguhnya kaumku telah mengetahui bahwa pekerjaanku dahulu tidaklah membuat keluargaku kekurangan (yang dimaksud adalah pekerjaannya mencukupi nafkah untuk keluarganya), sementara aku kini disibukkan dengan urusan kaum Muslim. Maka keluarga Abu Bakr akan makan dari harta ini (harta Baitul Mal kaum Muslim) sedangkan (sebagai gantinya) dia (Abu Bakr) akan bekerja untuk urusan kaum Muslim.


Shahih al-Bukhari: 1928

Pemimpin yang transparan

Pesan Hadis :
Pemimpin hendaklah transparan dalam memerintah. Mencontoh Abu Bakr al-Shiddiq, ketika menjadi khalifah beliau mengumumkan kepada rakyatnya bahwa beliau beserta keluarganya akan memakan dari Baitul Mal kaum Muslim untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, hal ini disebabkan oleh kesibukan Abu Bakr sebagai Khalifah membuat beliau tidak memiliki waktu untuk mencari nafkah sebagai pedagang. Sehingga beliau akan memakan dari Baitul Mal sebagai ganti dari pekerjaan beliau mengurus urusan kaum Muslim. Perkataan Abu Bakr ini menunjukkan transparasi dan keterbukaan dalam mengelola keuangan umat, serta pertanggungjawaban terhadap setiap langkah yang diambil sebagai pemimpin.