عَنْ عَائِشَة رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا: صَنَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَيْئًا تَرَخَّصَ فِيهِ وَتَنَزَّهَ عَنْهُ قَوْمٌ، فَبَلَغَ ذَلِكَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ:
مَا بَالُ أَقْوَامٍ يَتَنَزَّهُونَ عَنْ الشَّيْءِ أَصْنَعُهُ، فَوَاللَّهِ إِنِّي أَعْلَمُهُمْ بِاللَّهِ وَأَشَدُّهُمْ لَهُ خَشْيَةً.
Dari Aisyah ra: Nabi saw melakukan sesuatu yang merupakan rukhshah, namun sebagian kaum menjauh dari hal itu (enggan melakukannya). Berita itu kemudian sampai kepada Nabi saw, maka beliau memuji Allah dan memuji-Nya, lantas bersabda:
Apa alasan kaum itu menjauhi sesuatu yang aku lakukan, demi Allah, aku adalah manusia yang paling mengenal Allah dan paling takut kepada-Nya.
Pesan Hadis :
1. Rasulullah adalah orang yang paling mulia dan diampuni dosanya, namun demikian beliau adalah orang yang paling takut kepada Allah. Hendaklah kita sebagai umat Rasulullah mencontoh baginda dalam hal tersebut. 2. Larangan berlebihan dalam agama, karena Allah memberikan rukhsah atau keringanan dalam syariat Islam demi kebaikan dan maslahat manusia.