Shahih al-Bukhari: 6613

Anjuran untuk tidak meminta jabatan

عَنْ عَبْدِ الرَّحْمَنِ بْنِ سَمُرَةَ قَالَ: قَالَ لِي النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:

يَا عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ سَمُرَةَ، لاَ تَسْأَلْ الإِمَارَةَ. فَإِنَّكَ إِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ مَسْأَلَةٍ وُكِلْتَ إِلَيْهَا، وَإِنْ أُعْطِيتَهَا عَنْ غَيْرِ مَسْأَلَةٍ أُعِنْتَ عَلَيْهَا، وَإِذَا حَلَفْتَ عَلَى يَمِينٍ فَرَأَيْتَ غَيْرَهَا خَيْرًا مِنْهَا فَكَفِّرْ عَنْ يَمِينِكَ وَأْتِ الَّذِي هُوَ خَيْرٌ.

Dari Abdurrahman ibn Samurah berkata: Nabi saw berkata kepadaku:

Wahai Abdurrahman ibn Samurah, janganlah kamu meminta jabatan. Sebab jika kamu diberinya karena meminta, maka kamu akan dipikulkan tanggung jawab sepenuhnya, dan jika kamu diberi (jabatan) tanpa meminta, maka kamu akan ditolong, dan jika kamu bersumpah lantas kamu lihat yang lain adalah yang lebih baik, maka bayarlah kafarat sumpahmu dan lakukanlah yang lebih baik.


Shahih al-Bukhari: 6613

Anjuran untuk tidak meminta jabatan

Pesan Hadis :
Jabatan dalam lingkup yang kecil seperti perusahaan maupun lingkup yang lebih besar seperti sebuah negara adalah amanah yang sangat berat dan kelak akan dimintai pertanggungjawaban dari setiap detail yang dilakukan seseorang selama menjabat. Karena itu Rasulullah menganjurkan kepada Abdullah ibn Samurah untuk tidak meminta jabatan. Jika Allah menakdirkannya untuk diberi jabatan, maka terimalah karena Allah yang akan membantunya, jangan lupa untuk mengikhlaskan niat lillahi ta'ala dan untuk menjayakan Islam. Namun janganlah meminta jabatan karena Allah tidak akan menolong seseorang yang meminta jabatan, sehingga dikhawatirkan orang tersebut justru terlena dengan jabatannya, lupa akan tanggung jawab dan terjerumus ke maksiat yang diharamkan oleh Allah swt. Naudzubillah.